Tak terasa sudah hampir 4 bulan kulalui di pulau Bali. Sejak 23 Oktober 2017, kujalani hari-hari di kota ini. Sekitar 2 minggu ke depan Tes IELTS akan dilalui, dan esok harinya menjadi hari terakhir stay di Bali sebelum bertolak ke Jakarta, perhentian berikutnya.
Bagi sebagian teman pelatihan, mungkin saat ini adalah saat dimana stres mulai deras melanda, karena tes IELTS tinggal selangkah di depan mata. Namun bagiku, stres yang kurasakan lebih karena rindu. Ya rindu pada belahan hati dan jiwa yang tengah berada di Jogjakarta.
Alhamdulillah, Tes IELTS telah kulalui. Ya, aku memang sengaja mengambil tes dengan biaya sendiri pada awal Februari lalu. Pertimbangan melakukan hal tersebut supaya dapat mengetahui hasil lebih awal dan sebagai bentuk ikhtiar supaya pengurusan segala dokumen untuk persiapan keberangkatan menjadi jauh lebih lancar. InsyaAllah….
Alhamdulillah hasilnya memenuhi syarat universitas, malah melebihi. Terima kasih Ya Allah… Jadi, 1 beban telah terlewati.
Hanya saja, aku jadi merasa kehilangan passion di sini. Hanya pulang yang selalu terbayang. Terutama sekarang. Rasanya hatiku nggak sanggup menahan. Ah, rasanya ingin saja pulang, bertemu bercengkerama memeluk buah hati tercinta.
Kalau sudah seperti ini, belajarpun tak sanggup lagi.
Ah, untungnya discussion paper telah berhasil kuselesaikan, apapun itu, telah berusaha kutamatkan dengan upaya sebaik mungkin.
Berbagai persiapan juga telah kulakukan. Mengurus surat ijin rektor, HAP Letter untuk mengurus visa keluarga juga sudah terlaksana.
Satu persatu selesai, satu per satu kulakukan.
Yang kini tersisa hanya sakit di kepala, entah kenapa, namun ia dari tadi tak kunjung sirna.
Ya Allah, betapa sakit yang kurasakan. Mudahkanlah Ya Allah, Mudahkanlah….
Denpasar, 26 February 2018
Di kamar kos tercinta.
sangat meginspirasi mbak
LikeLike
Terima kasih Asdar atas apresiasinya dan sudah mampir di blog ini
LikeLike