Perjalanan Ini, Lika-liku hidup Pejuang PhD

Hi All!

Hari ini sedikit curhat ya, hehe… Ga sedikit sih, banyak sebenernya.

Well, perjalanan menuju PhD ini belum juga dimulai. Masih minggu depan mulainya karena aku intake di Semester 2 yang akan dimulai 16 Juli 2018. Minggu ini masih minggu orientasi. Sekarang aku sudah resmi stay di Springfield, udah check out dari akomodasi Toowoomba Jumat lalu. Jarak Toowoomba – Springfield 2 jam by shuttle bus kampus dengan rute kampus Toowoomba – kampus Ipswich – kampus Springfield. Dalam sehari ada 4 kali jadwal di masin-masing kampus jadi kita perlu menyesuaikan kalo mau dapet tumpangan gratisan. Dan ini adalah, menurutku, satu-satunya moda transportasi yang paling nyaman digunakan karena Gratis, hahaa… tentu saja, nyaman dan ga ribet.

Terus terang aja bukan hal mudah cari transportasi ke Springfield dari Toowoomba. Kalo mau ke Brisbane sekalian ada busnya, Greyhound apa Murray-Coach gitu dengan tarif 25 sampai 30an AUD sekali jalan. Dari Brisbane ke Springfield ada kereta. Padahal Jarak Toowoomba-Springfield itu lebih dekat dari jarak Toowoomba-Brisbane. Tapi setauku saat ini ya kayak gitu. Berdasarkan hasil searching, ada kereta dari Toowoomba-Brisbane, tapi cuman 2 x seminggu dari sebuah stasiun kereta api yang katanya old gitu menurut yg review.

Aku ga mau ambil pusing karena hidup sudah pusing dengan berbagai urusan. Pake bus kampus, udah beres.

Oke, sekarang lanjut lagi curhat lagi masalah hidup. Jika dikira hidup di luar negeri itu enak, dapet beasiswa ke luar negeri itu enak, gratis bisa jalan-jalan kueren wah banget enak banget, welllllllll……. coba kalian jajal coba supaya tau gimana rasa aslinya.

Sakiiit guyyyyysss,,,,,,capekkkkkk,,,,,,,,,nyesek,,,,,,,,,sedih,,,,,,,,,,,,stressssss,,,,,,,,,,,,,dlllllllll

Hahaaaa…..mungkin beda bagi yang masih single, tapi bagi saya yang sudah berkeluarga dan punya anak rasanya ya kayak gini,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, T_T

PERTAMA, perjalanan dapat beasiswa itu sudah berdarah-darah sejak persiapan sebelum apply. Kursus Bahasa Inggris sana-sini, trus coba berbagai tes Bahasa Inggris dari yang sekelas Pro Toefl sampe sekelas ITP, IBT, GRE Test, IELTS. Kalo kalian tau apa itu GRE test, then you know what I feel lah. Studi ke Aussie ini emang aku gak perlu GRE Test. Aku ujian itu dulu pas mau apply salah satu univ di USA. Ini yang aku bahas akumulasinya, jadi bukan hanya berkaitan proses seleksi beasiswa Australia Award Scholarship (AAS) saja.

Jaman 2012 dulu udah modal sekitar 10 jutaan dari ngelesi, ngajar, dan buka sekolah renang buat ikut tes-tes itu. Buat biayai semua perjalanannya, karena tes GRE saat itu cuma ada di Jakarta dan tes-tes lain juga muahal. Semua perlu modal prihatin nyemplung kolam dari pagi sampai malam dijabanin. Duitnya buat apa? buat happy2? Yah sebagian, finally bisa makan enak di tempat2 enak yang dulu gak terjangkau. Finally bisa beli baju, jilbab dll yang dulu gak kebeli. Dan, untuk biaya tes2 itu yang akhirnya gmeski dah keterima di Univ dan beasiswanya tapi ga jadi berangkat. Haha……

Supaya tau backgroundnya, coba baca di link2 berikut ini.

Refleksi Sebuah Perjuangan 

Perjuangan “sebenarnya” Baru Dimulai

Pengalaman Beasiswa AAS 2017, Keberangkatan 2018

Pindah poin KEDUA ya guys, ketika berada pada rangkaian seleksi beasiswa juga tegang banget, berdarah-darah juga persiapannya, wkwkwk…… Pertama, seleksi administrasi, lolos, lalu Tes IELTS dan wawancara. Semua menjadi simfoni yang indah banget bagi latihan jantung dan kesabaran, plus ketekunan, keuletan, dan kemampuan berpikir positif.

Lanjut, poin KETIGA, sudah diterima. HAPPY??? Pasti, ALHAMDULILLAH……. Trus harus ikut pre departure training dan PhD extension program total 5 bulan di Bali dan Jakarta, ninggalin anak, pulang hampir tiap weekend. Silakan dibayangin dulu. Tentunya, semua gak seindah yang mungkin dibayangin orang. Dan semua terakumulasi sakitnya. Sampai suatu ketika berada pada tahap bertanya di tengah-tengah tugas yang berat “KENAPA AKU MELAKUKAN INI?” “BUAT APA?”

Yang akhirnya diri ini selalu dan selalu mengingatkan diri sendiri bahwa niat utama dari semua perjalanan ini adalah ibadah. Ya sesederhana itu mungkin bagi sebagian orang. Tapi inilah yang menguatkanku. Bahwa yang kulakukan ini untuk Allah, Tuhanku, Tuhanmu. Bahwa ibadah itu untuk mendapat ridhoNya dan insyaAllah dapat bonus pahala. Bahwa Ia akan dan selalu menolong dalam setiap langkah perjalanan ini.

Kemampuan bertahan tentunya tak lepas dari peran suami yang selalu jadi penyemangat. Makasih suamiku Aprida Agung Priambadha…. Ia yang selalu mendukung dan menguatkan ketika aku merasa capek dan lelah dan stress pada tiap tahapan. Ia juga yang mendukung aku menggapai impian ini, mengijinkan, dan menemani dalam tiap prosesnya. Tanpa ridhonya sebagai suami, aku yakin nggak akan mampu melangkah sejauh ini. Terima kasih atas kasihmu ^_^

Pada akhirnya aku bersyukur atas tempaan 5 bulan PDT itu. Tanpa gemblengan itu, pasti aku mati kutu tertatih-tatih, terseok-seok, nangis-nangis darah sesampainya di Australia. Didikan mumpunI dari para guru di Bali (THANKS A LOT NICK AND MARK DAN SEMUA GURU DI BALI DAN JAKARTA!!! 🙂 ) bener-bener membantu menyiapkan diri ini untuk menghadapi rimbun lebatnya belantara dunia PhD yang kata orang merupakan singkatan dari Permanent Headache, hehe… Aku ga bisa bayangin kalo dulu nilai IELTSku ga turun dan dapet pelatihan cuman 7 minggu doang. Pastinya nguenessss banget nasibku sekarang. Karena sudah serius selama PDT, maka Alhamdulillah kemampuan Bahasa Inggris dan academic writing meningkat sehingga aku terbantu banget selama IAP di kampus. Banyak materi yang di skip karena Alhamdulillah aku sudah menguasai. Kalo diulang pun itu hanya sebatas menyegarkan ingatan.

Allah yang Maha Baik dan sebaik-baik pengatur telah menetapkan bahwa nilai Ieltsku turun setengah sehingga memberi kesempatan bagiku untuk mereguk ilmu dan khasanah pengalaman dan pengetahuan dengan hidup dan belajar di 2 kota yang belum dan jarang kudatangi sebelumnya. 

Maka dari itu guys, Percayalah. Sungguh rencana Allah itu indah. Ia lah sebaik-baik pengatur timing waktu dalam tiap babak kehidupan. Terima kasih Allah…..

Jadi IAP (Introductory Academic Program) di kampus Toowoomba kemarin tidak terasa berat dari segi materi. Lagi-lagi Allah memudahkan.

Karena terus terang, Poin KEEMPAT, berusaha settling in di minggu-minggu pertama sangatlah berat. Fyuuuhhhh,,,, ga bisa bayangin deh  kalo di tengah-tengah semua kesulitan supaya bisa settle dan survive, dan kesakitan (sakit di hati karena mikir anak) masih harus ditambah materi IAP yang sulit. Harus pindah-pindah kota sana-sini, harus cari cara bisa ke Brisbane karena ada acara AAS, harus belajar berbagai hal supaya bisa survive dllll………………. Mellow sekali inget anak, apalagi beberapa materi misal time management dan orientasi layanan psikologi nyinggung2 keluarga. Alhasil nangis bombay. Pun di sela-sela kelas academic writing saya ngobrol dengan guru karena ga mungkin full materi, apalagi saya murid satu-satunya. Ketika topik sudah nyerempet keluarga, sukses nangis bombay lagi dan akhirnya out of topic bahas macem2, hehe…. Tapi alhamdulillah saya jadi bisa dekat secara emosional dengan para guru. Hubungan kami ga sebatas guru-murid biasa. Sampai akhirnya di materi terakhir IAP dengan Shirley, sang guru academic writing yang awesome, ia sampai meluk aku 2 kali. dan mendoakan yang terbaik untukku.

Yah demikianlah. Allah yang Maha Baik tidak pernah menguji hambaNya di luar kemampuanNya, seperti yang difirmankanNya di AlQuran.

Well, sebaiknya masih banyak yang mau diceritakan atau lebih tepatnya dicurhatkan, hehe…. tapi lanjut pertemuan berikutnya ya, eh maksud saya di tulisan selanjutnya, hehe…. InsyaAllah,,,,,

HAVE A GREAT DAY!!!

Springfield, 10 pm

Menyempatkan menulis ketika kalut, hehe….

 

 

Advertisement

2 thoughts on “Perjalanan Ini, Lika-liku hidup Pejuang PhD

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s