
Hari Rabu, 22 Agustus 2018 lalu umat muslim di area Brisbane melaksanakan sholat idul adha. Saya menunaikannya di Masjid Camira, masjid terdekat dari tempat tinggal saya di Springfield.
Masjid ini didirikan oleh komunitas muslim Indonesia setempat. Wah, betul-betul membahagiakan di negeri yang asing ini saya bisa berjumpa sesama muslim dan sama-sama dari Indonesia. Saya seperti menemukan keluarga baru di sini. Keluarga yang sedikit meringankan beban berat kerinduan dengan keluarga di tanah air.
Sabtu ini, 25 Agustus 2018, diselenggarakan makan siang bersama dengan menu-menu kurban di masjid. Acaranya dimulai dari jam 11.00 sampai jam 14.00. Karena masih mengerjakan tugas, saya memutuskan berangkat habis sholat dzuhur mengikuti jadwal bus jam 12.39. Sekarang hari Sabtu dan kalo hari Sabtu dan Minggu jadwal bus adanya tiap 1 jam sekali. Itupun cuman sampe sore. Kalo weekdays, jadwal bus tiap 30 menit dan bisa sampai malam, tapi saya belum tau sampe jam berapa karena belum pernah naik bus saat malam.
Kalau naik mobil, sebenarnya cukup 12 menit untuk sampai masjid Camira, begitu menurut mbah Google. Namun karena naik bus, maka kita harus putar-putar dengan waktu tempuh sekitar 45 menit sampai 1 jam, tergantung rute dan moda transportasi yang dipilih. Saya sampai masjid sekitar pukul 13.30 karena bus juga datangnya terlambat dari jadwal.
Sampai sana sudah ramai sekali. Alhamdulillah temen-temen dari Brisbane yang kuliah di UQ juga dateng. Seneng banget ketemu dan ngobrol dengan mereka. Seneng juga bisa ngomong pakai Bahasa Indonesia, hehe…
Saya merencanakan untuk pulang setelah sholat ashar dan ikut bus jadwal 15.45. Sholat dimulai sekitar pukul 15.20 dan setelah itu imam memimpin takbir bersama karena masih hari tasyrik. Subhanallah…. Seneng sekali bisa mengumandangkan takbir bersama-sama seperti saat takbir keliling. Saya bersyukur sekali tetap tinggal di sana sampai sholat ashar.
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar
Laailaaha Illallaahuwalloohu Akbar
Allahu akbar walillaahilhamd 3x

Rasanya di hati tenaaang sekali, bahagiaaa sekali, bersyukuuuur sekali bisa berada bersama dan di tengah-tengah mereka.
Memang di tempat asing ini, kita perlu ikut kumpul-kumpul bersama seperti itu. Hidup tidak selalunya tentang belajar dan mengerjakan tugas. Perlu ada keseimbangan di dalamnya. Selain beraktivitas jasmani, berkumpul dan bertemu dengan teman-teman menjadi aktivitas tambahan yang saya pilih. Maka, meski tugas belum usai, saya meninggalkannya sejenak untuk bertemu mereka, teman-teman, saudara-saudara seiman setanah air. Pertemuan yang membahagiakan, pertemuan yang menyejukkan hati.
Saya belajar, apapun itu jika niatnya karena Allah, maka insyaAllah tiada kata kecewa yang terasa. InsyaAllah ia akan berujung bahagia. Seperti pertemuan-pertemuan dengan teman disini. Jika niatnya supaya dapat ini itu, kemudahan ini itu, maka kecewa akan timbul jika apa yang diniatkan tidak tercapai. Namun jika niatnya karena Allah, maka persahabatan menjadi ikhlas dan kemudahan-kemudahan serta ketulusan akan didapatkan dengan sendirinya, insyaAllah…
Akhirnya waktu pulang sampai juga. Tinggal 10 menit sebelum pukul 15.45. Akupun bergegas dan deg-degan tidak ingin ketinggalan bus. Meski busnya notorious dengan keterlambatannya, aku ga ingin santai dan akhirnya ketinggalan. Alhamdulillah bus stop ada di depan masjid pas, jadi nyaman banget kaan…
Selang 5 menit saat menunggu bus, mbak Achi lewat dengan anaknya. Rumah mereka dekat dengan masjid dan mau menawari tumpangan. Aku, biasa dengan perasaan gak enakan dan sebisa mungkin ga mau merepotkan orang lain kalo masih bisa sendiri, menolak tawaran itu dengan halus mengatakan busnya akan datang sebentar lagi. Lagi-lagi mbak Achi menanyakan, “gak papa nih?” Ïya mbak”, jawabku. Kasian beliau udah masak capek untuk acara di masjid dan juga sedang hamil muda kalo harus nganterin aku juga. Mestinya beliau langsung pulang dan istirahat aja.
Bus belum juga datang……..
Dari kejauhan teman-temanku yang dari Brisbane tampak mulai mengeluarkan mobil dan melambai kepadaku. Aku pun melambaikan tangan ke mereka.
Yah beginilah, kan kuliah di USQ memang sendiri, yang lain pada di UQ. Jadi ya mereka bisa bareng-bareng naik mobil gitu. Aku? naik bus sendiri saja ya dan ga usah baper, hehe…
————————————————————————————————————————–
Eh tak dinyana mereka ke arahku yang mana berkebalikan dengan arah pulang mereka ke Brisbane. Sambil mengisyaratkan supaya masuk mobil, mereka ke arahku.
Ya Allah… Alhamdulillah, mereka ternyata mau nganterin. Meski menurut mbah google jaraknya cuma 12 menit, tapi kan ini berlawanan arah dengan tujuan mereka. Tapi kali ini kubuang rasa tidak enakku karena ketulusan mereka mengantarku. Sebelumnya saat ngobrol memang sempat cerita naik bus dan mbak Bonita yang punya mobil sempat menawarkan mengantar. Tapi tentu saja aku tidak mau karena berlawanan dengan arah tujuan mereka.
Tapi ketika mereka datang ke arahku dan menawarkan kembali dengan tulus, maka kusambut tawaran itu. Dan aku sangat bersyukur memiliki teman-teman seperti mereka. Alhamdulillah, aku tak perlu naik bus hampir 1 jam. Alhamdulillah perjalanan lancar dan cepat sehingga mereka bisa melanjutkan perjalanan pulang ke Brisbane.
Ya Allah, hamba sangat bahagia memiliki teman layaknya saudara seperti mereka. Pertemuan kami terjadi karenaMu, pertemuan kami terjadi atas ijinMu, dan kami saling tolong-menolong untuk mengharap ridhoMu.
Semoga Engkau senantiasa melindungi dan merahmati mereka, semoga Engkau senantiasa melimpahi kami dengan perlindungan dan keberkahan.
Benarlah apa yang disampaikan Imam Syafi’i (di sini saya tampilkan sebagian dari syair beliau) :
#-Merantaulah…-
Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang).#
#Merantaulah…
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan).
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.#
#Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan..
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.#
#Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa..
Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akan kena sasaran.#
#Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus berdiam..
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.#
#Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah biasa di tempatnya (sebelum ditambang).
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.#
#Jika gaharu itu keluar dari hutan, ia menjadi parfum yang tinggi nilainya.
Jika bijih memisahkan diri (dari tanah), barulah ia dihargai sebagai emas murni.#
———————————————————————————————-
Merantaulah…
Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang)
———————————————————————————————-
Sumber: Diwan al-Imam asy-Syafi’i. Cet. Syirkah al-Arqam bin Abi al-Arqam. Beirut. Hal. 39 dalam https://kisahmuslim.com/4262-motivasi-merantau-dari-imam-asy-syafii.html
Springfield, 05:46 pm
Menyempatkan menulis sebelum melanjutkan tugas kembali
PS. Posting ini tanpa foto karena kami sama sekali tidak foto-foto sepanjang acara. Saya hampir ingin foto saat teman-teman usai mengantar. Tapi saya batalkan dan saya gunakan momen tersebut untuk menatap kepergian mereka kembali ke tujuan sambil bersyukur kepada Ilahi 🙂